Senin, 24 November 2008

Lebih jauh tentang hamil kosong

Ada kalanya wanita yang sudah diketahui terlambat menstruasi dan telah melakukan tes kehamilan yang hasilnya positif, ternyata tidak benar-benar hamil. Pada kondisi tersebut, kantung kehamilan (gestational sac) yang diharapkan berisi bakal janin, ternyata isinya kosong. Kelainan seperti ini dikenal dengan blighted ovum.
Blighted ovum, kondisi ini terjadi karena telur yang sudah dibuahi berhasil membentuk plasenta dan membran, tetapi gagal terbentuk embrio. Diduga hal ini terjadi karena kelainan kromosom pada telur yang sudah dibuahi tersebut. Blighted ovum biasanya terjadi pada minggu-minggu awal kehamilan.
Untuk mengetahui diagnosis, dokter melakukan pemeriksaan menggunakan USG (ultrasonografi). Pada pemeriksaan USG, dapat dilihat adanya kantung kehamilan yang ternyata di dalamnya tidak ada embrio alias kosong. Tes kehamilan positif, karena plasenta mengeluarkan hormon human chorionic gonadotropin (HCG).
Pada awalnya, wanita merasa gejala-gejala hamil, seperti mudah lelah, merasa ada yang lain pada payudara atau mual-mual. Selanjutnya, pertumbuhan plasenta berhenti dan kadar hormon HCG kembali turun, dan akhirnya gejala kehamilan akan menghilang. Pada saat tersebut, wanita akan merasa tidak nyaman di perut, atau keluar bercak perdarahan dari vagina.
Apabila sudah dipastikan mengalami blighted ovum, dokter mengeluarkan plasenta dan kantung kehamilan yang kosong tersebut. Prosedurnya sama seperti pengeluaran janin saat wanita mengalami keguguran, yang dikenal dengan istilah kuretase dan dilatasi..

Pertolongan pertama jika digigit ular

Tidak semua ular mengeluarkan bisa ketika menggigit korbannya. Jenis ular yang berbisa atau beracum dapat dikenali melalui tampilan fisiknya, yang biasanya berwarna terang.
Bisa ular yang berbahaya untuk manusia secara umum dibagi menjadi empat golongan, yakni sitotoksin (merusakan jaringan lokal di tempat gigitan), hemotoksin (menyebabkan perdarahan di dalam), neurotoksin (memengaruhi sistem saraf), dan kardiotoksin (menyerang jantung). Bila menyebar ke seluruh tubuh dan tidak segera mendapat pertolongan, keempat jenis bisa tersebut dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat.

Berikut ini yang harus dilakukan SEGERA untuk pertolongan pertama gigitan ular1. Minta pertolongan segera untuk membawa penderita ke rumah sakit terdekat. Di rumah sakit, korban harus mendapatkan perawatan dan diberi serum anti bisa ular.
2. Balut luka dengan kain. Ikat bagian tubuh di atas luka dengan kain atau tali, tetapi jangan terlalu kuat. Ikatan yang terlalu kuat dapat menyebabkan aliran darah terhambat dan akibatnya dapat merusakan jaringan lainnya.
3. Batasi aktivitas dan pertahankan imobilisasi, artinya pergerakan daerah yang terluka dibatasi atau difiksasi. Terlalu banyak bergerak menyebabkan racun lebih mudah diserap oleh tubuh.

Selama menunggu pertolongan medis, usahakan agar korban tetap tenang. Keadaan panik menyebabkan jantung berdenyut lebih kuat dan akan mempermudah penyebaran racun di dalam tubuh.
Ular yang menggigit, sedapat mungkin ditangkap dan dibawa ke rumah sakit. Selain untuk menghindari jatuhnya korban lain, identifikasi ular dapat bermanfaat untuk mengetahui kemungkinan jenis bisanya.

Hindari!
1. Jangan membuat sayatan di sekitar luka. Hal ini justru dapat meningkatkan kemungkinan infeksi dan tidak mengurangi racun dalam tubuh.
2. Jangan mengompres dengan batu es. Suhu dingin tidak membuat bisa ular menjadi non-aktif dan justru dapat menyebabkan kerusakan jaringan akibat dingin.
3. Jangan menyedot bekas luka, karena tidak terbukti selalu membantu dan cara yang salah justru membahayakan.
4. Jangan menyiram luka dengan alkohol. Alkohol dapat menghilangkan nyeri, tetapi dapat juga melebarkan pembuluh darah sehingga akan meningkatkan penyerapan racun.

Pertolongan pertama jika digigit ular

Tidak semua ular mengeluarkan bisa ketika menggigit korbannya. Jenis ular yang berbisa atau beracum dapat dikenali melalui tampilan fisiknya, yang biasanya berwarna terang.
Bisa ular yang berbahaya untuk manusia secara umum dibagi menjadi empat golongan, yakni sitotoksin (merusakan jaringan lokal di tempat gigitan), hemotoksin (menyebabkan perdarahan di dalam), neurotoksin (memengaruhi sistem saraf), dan kardiotoksin (menyerang jantung). Bila menyebar ke seluruh tubuh dan tidak segera mendapat pertolongan, keempat jenis bisa tersebut dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat.

Berikut ini yang harus dilakukan SEGERA untuk pertolongan pertama gigitan ular1. Minta pertolongan segera untuk membawa penderita ke rumah sakit terdekat. Di rumah sakit, korban harus mendapatkan perawatan dan diberi serum anti bisa ular.
2. Balut luka dengan kain. Ikat bagian tubuh di atas luka dengan kain atau tali, tetapi jangan terlalu kuat. Ikatan yang terlalu kuat dapat menyebabkan aliran darah terhambat dan akibatnya dapat merusakan jaringan lainnya.
3. Batasi aktivitas dan pertahankan imobilisasi, artinya pergerakan daerah yang terluka dibatasi atau difiksasi. Terlalu banyak bergerak menyebabkan racun lebih mudah diserap oleh tubuh.

Selama menunggu pertolongan medis, usahakan agar korban tetap tenang. Keadaan panik menyebabkan jantung berdenyut lebih kuat dan akan mempermudah penyebaran racun di dalam tubuh.
Ular yang menggigit, sedapat mungkin ditangkap dan dibawa ke rumah sakit. Selain untuk menghindari jatuhnya korban lain, identifikasi ular dapat bermanfaat untuk mengetahui kemungkinan jenis bisanya.

Hindari!
1. Jangan membuat sayatan di sekitar luka. Hal ini justru dapat meningkatkan kemungkinan infeksi dan tidak mengurangi racun dalam tubuh.
2. Jangan mengompres dengan batu es. Suhu dingin tidak membuat bisa ular menjadi non-aktif dan justru dapat menyebabkan kerusakan jaringan akibat dingin.
3. Jangan menyedot bekas luka, karena tidak terbukti selalu membantu dan cara yang salah justru membahayakan.
4. Jangan menyiram luka dengan alkohol. Alkohol dapat menghilangkan nyeri, tetapi dapat juga melebarkan pembuluh darah sehingga akan meningkatkan penyerapan racun.

Rabu, 15 Oktober 2008

Vaksinasi Kanker Serviks

Kanker serviks di Indonesia menduduki peringkat pertama penyebab kematian wanita. Dan sebenarnya, penyakit ini dapat dicegah dengan vaksinasi.
Di dunia, kanker serviks atau kanker leher rahim merupakan jenis kanker kedua yang paling banyak diderita wanita usia di atas 15 tahu. Sekitar 5000 wanita didiagnosis menderita kanker serviks, dan setiap 2 menit seorang wanita meninggal karena kanker ini. Di Indonesia, setiap satu jam seorang wanita meninggal karena kanker.

Menurut dr Bramundito, SpOG, kanker serviks merupakan beban kesehatan, psikologi, dan sosial bagi wanita penderita. Penyakit ini dapat menyerang semua wanita, khususnya yang aktif secara seksual, tanpa memandang usia atau gaya hidupnya. “Tetap ada faktor risiko yang potensial menyebabkan kanker serviks. Di antaranya, melakukan hubungan seks di usia muda, sering berganti-ganti pasangan seksual tanpa menggunakan kondom, sering menderita infeksi di daerah kelamin, melahirkan banyak anak, dan kebiasaan merokok. Juga defisiensi vitamin A, C, dan E.” ujarnya.

Deteksi Dini
Kanker serviks berbeda dengan kanker jenis lainnya. Pada kanker serviks, ada fase yang disebut prakanker yang dapat dideteksi sejak dini. Jika segera mendapat pengobatan, angka kesembuhannya hampir 100%. Kanker serviks stadium dini seringkali tidak menunjukkan gejala atau tanda yang khas, bahkan tidak ada gejala sama sekali. Sedangkan, jika terjadi gejala seperti perdarahan setelah berhubungan intim; keputihan atau cairan encer dari vagina; mengalami perdarahan setelah menopause; keluar cairan kekuningan yang berbau atau bercampur darah; nyeri panggul; atau tidak dapat buang air kecil, maka kemungkinan besar sudah terjadi kanker serviks stadium lanjut. “Maka, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan sedini mungkin baik dengan Pap smear atau IVA (Inspeksi Visual dengan Asam asetat). Jangan menunggu sampai ada keluhan,” ujar dr. Bramdito.

Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai kanker serviks dan penyebabnya, rendahnya kesadaran dan keengganan untuk deteksi dini, menyebabkan sebagian besar (lebih dari 70%) pasien datang dalam kondisi yang sudah parah dan sulit disembuhkan.

Vaksin HPV
Tidak banyak kanker yang diketahui penyebabnya. Akan tetapi, penyebab kanker serviks sudah berhasil diketahui, yakni Human Papilloma Virus (HPV). Kurang lebih 99,7% kanker serviks disebabkan oleh HPV. Dengan diketahui penyebabnya, kanker serviks dapat dicegah atau diatasi.

Ada sekitar 100 jenis HPV yang telah diidentifikasi, sebagian besar tidak berbahaya. Sebanyak 40 jenis dapat ditularkan melalui hubungan seksual. Dari 40 jenis ini digolongkan menjadi dua golongan, yaitu HPV berisiko tinggi (penyebab kanker) dan berisiko rendah. Ada 15 jenis yang menyebabkan kanker, di antaranya HPV 16 dan 18 yang merupakan penyebab dari 70% kanker serviks di Asia Pasifik dan dunia.
Cara pencegahan terbaru adalah dengan vaksinasi, terutama yang menargetkan pada HPV 16 dan 18. Vaksin akan meningkatkan kemampuan sistem kekebalan tubuh untuk mengenali dan menghancurkan virus ketika masuk ke dalam tubuh, sebelum terjadi infeksi.
Vaksin sebaiknya dilakukan sejak masa remaja, yaitu sejak usia 10 tahun pada orang Indonesia dengan jadwal vaksinasi bulan ke-0, 1, dan 6. Pada usia ini anak sudah mulai memasuki masa reproduktif dan belum terkontaminasi oleh virus HPV. Sehingga dengan vaksinasi, respons titer antibodi yang terbentu jauh lebih tinggi dibandingkan usia dewasa, menurut Karel Staa, MD.

Vaksin ini dikalkulasi dapat memberi pertahanan selama 5-6 tahun. Seperti vaksin pada umumnya, vaksin ini tidak sepenuhnya memberi perlindungan 100% terhadap kanker serviks. Oleh karena itu, vaksinasi bersama skrining serta usaha mengurangi faktor risiko dapat mengurangi risiko terkena kanker serviks. Sekaligus dapat menurunkan jumlah penderita kanker serviks di Indonesia.
Sumber: Semijurnal Farmasi & Kedokteran, No. 52, Juni 2008.

Senin, 08 September 2008

Kurma Tidak Sekedar Pemulih Energi

Kurma, buah yang terkenal dengan rasanya yang manis, sangat populer di bulan Ramadhan. Dalam haditsnya, Rasullullah menganjurkan berbuka puasa dengan kurma dalam jumlah ganjil. Orang sekaliber Nabi Muhammad saw, pasti memiliki alasan yang kuat mengapa memberi anjuran seperti ini.
Kurma mengandung gula sederhana dalam bentuk glukosa dan fruktosa yang sangat mudah dicerna. Pengolahannya tidak membutuhkan waktu lama. Hasil olahan yang berupa energi sudah dapat langsung dipakai oleh tubuh.
Bila dibandingkan dengan nasi yang penyerapannya membutuhkan waktu berjam-jam, penyerapan gula dalam kurma hanya butuh waktu 45-60 menit. Oleh karenanya kurma sangat cocok untuk berbuka puasa menurut ahli gizi Luhir Ngudi Setyaningrum. Tidak hanya itu, kurma bahkan mampu mengubah tingkat keasaman lambung menjadi basa setelah 13-14 jam tidak memperoleh makanan dan minuman.
Saat berpuasa, tubuh kekurangan 20-30 persen energi dibandingkan pasokan biasanya. Untuk menambal kekurangan itu, tubuh mengambil cadangan energi dari glikogen dan lemak. Oleh karena itu, sebagai pembatal puasa, dianjurkan mengonsumsi makanan dengan kandung gula sederhana yang cepat mengembalikan energi. Selain kurma, gula sederhana juga didapat dari es sirup, es the, atau es buah.
Kehebatan kurma tidak hanya sebagai sumber energi instan, masih banyak kandungan gizi lain yang sangat dibutuhkan tubuh dan tentu saja menyehatkan.
- 100 gram kurma (setara dengan 6 suplai 8 butir kurma) mengandung 278,9 kalori, 3 g protein, dan 73,6 karbohidrat.
- Serat dalam bentuk selulosa dan hemiselulosa. Keduanya mengatur peristaltik usus sehingga memudahkan BAB.
- Asam salisilat yang umum dijadikan bahan dasar aspirin. Asam salisilat mencegah pembekuan darah, antiinflamasi (radang), dan menghilangkan rasa ngilu, menurut Romdoni spesialis penyakit dalam dan spesialis jantung-pembuluh darah.
- Fosfor dan kalium. Keduanya berfungsi mengatur denyut nadi jantung dan membantu mengatur tekanan darah. Karenanya, mengonsumsi kurma dapat menurunkan risiko stroke.
- Vitamin A dan E yang membantu sistem imun tubuh, memelihara sel-sel epitel, dan retina mata.

Dengan manfaat yang begitu banyak, tidak heran kurma dianjurkan untuk pembatal puasa. Tidak hanya rasanya yang manis, tetapi juga menyehatkan. Tetapi, untuk pengidap diabetes melitus perlu berhati-hati mengonsumsi kurma. Bila gula darah terkontrol masih diperbolehkan mengonsumsi kurma sekali sehari.

Jumat, 04 Juli 2008

Hati-hati Memakai Obat Tetes Mata

Penyakit atau gangguan di mata sama-sama menunjukkan gejala mata merah. Jadi, Anda perlu berhati-hati menggunakan obat tetes mata, karena belum tentu cocok dengan gangguan pada mata yang sedang dialami. Menggunakan obat tetes mata tanpa saran dari dokter bisa berbahaya. Ada jenis obat mata yang tidak boleh digunakan (kontraindikasi) untuk penyakit mata tertentu. Sama-sama menyebabkan mata merah, obatnya bisa berbeda.
Iritasi atau infeksi mata biasanya menyebabkan mata merah. Namun demikian, glaukomo juga menunjukkan mata merah. Dan tentu saja obatnya tidak sama dengan obat untuk iritasi atau infeksi mata.
Obat tetes mata ada beberapa jenis, yang indikasinya berbeda, dan tidak sama cara menggunakannya. Obat tetes mata sebaiknya jangan disimpan terlalu lama jika kemasannya sudah dibuka. Selain konsentrasi obat berubah, mungkin efektivitasnya juga sudah menurun, selain kemungkinan kandungan di dalamnya rusak.
Obat tetes mata untuk mata infeksi sebaiknya langsung dibuang setelah digunakan. Kemungkinan obat tercemar oleh bibit penyakit sewaktu dibuka, besar sekali. Apabila obat tetes mata yang sudah tercemar ini tetap digunakan, alih-alih menyembuhkan, justru memperparah penyakit mata yang sudah ada.

Senin, 30 Juni 2008

Prebiotik dan Probiotik

Pencernaan kita perlu diisi dengan bakteri baik. Sejak bayi lahir, ususnya sudah dihuni bakteri yang masuk ke mulut bayi saat melewati jalan lahir ibu. Bakteri baik tumbuh hingga triliunan di dalam usus, dari seribu spesies, dan sebagian besar spesies berasal dari rongga mulut.
Peternakan bakteri di dalam usus di sebut “Flora Usus”. Flora usus membantu proses pencernaan, menyintesis vitamin K, membantu pembentukan sistem kekebalan usus, membasmi kuman patogen yang memasuki usus, menetralisir efek samping obat, selain itu juga membantu terapi diare.
Bila pencernaan kekurangan bakteri (sering menggunakan pencahar, sering diare), akan menyebabkan metabolisme menjadi tidak lancar, cenderung mengalami radang usus besar, dan pembentukan feses yang tidak normal.
Oleh karena itu, setiap hari pencernaan membutuhkan makanan untuk ternak bakteri usus atau prebiotik, seperti yang dapat diperoleh dari bawang, pisang, asparagus, tomat, sereal, susu yoghurt, madu, dan buah-buahan, agar koloni flora normal(probiotik) tumbuh dengan subur.

(Sumber: Dr. Hendrawan N. 2007. Sehat itu murah. Jakarta: Penerbit Buku Kompas